Mulai berjualan busana muslim sejak
masih duduk dibangku kuliah, Nutty Nurhayati kini telah memiliki brand busana
muslim sendiri yang dia beri nama 'Polite'. Awal terjun ke bisnis busana
muslim, Nutty, begitu dia biasa disapa, merintis bersama seorang saudara
sepupunya di wilayah Bandung, Jawa Barat. Lulusan teknik sipil dari Institut
Teknik Bandung (ITB) kala itu menawarkan produknya kepada teman-teman kampus
atau ke pengajian yang rutin dilakukan disekitar tempat tinggalnya.
Awalnya tahun 2003 bersama dengan sepupu
saya, waktu itu belum punya konsep yang tetap, jadi masih mencoba-coba mana
yang disukai oleh calon pembeli. Dan waktu itu juga sedang booming pakai
distro, jadi banyak orang juga mencari motif-motif ala distro," ujarnya
seperti dilansir Liputan6.com.
Ide awal berjualan busana muslim muncul
ketika Nutty mulai memutuskan untuk mengenakan jilbab namun tetap ingin tampil
trendi. Kala itu, mode pakaian distro tengah berkembang dengan desain yang
cenderung simpel dan memiliki grafis sebagai motifnya. "Karena waktu itu
baru memakai jilbab, saya ingin tetap memakai kaos distro namun bernuansa
muslim, makanya saya mulai mendesain baju yang memadukan style pakaian distro
dan busana muslim," katanya.
Seiring berjalan waktu, ternyata busana yang
dijual tersebut cukup memiliki banyak peminat, sehingga dia mulai fokus untuk
berjualan. Namun karena sang sepupu harus pindah ke luar kota, sehingga Nutty
pun mulai mengembangkan usaha ini dibantu sang adik bernama Rully Setiawan.
Bersama rekan barunya inilah, Nutty pun mulai menciptakan brandnya sendiri
yaitu Polite yang berarti sopan pada 2005. Pemilihan nama Polite sendiri
dimaksudkan agar para wanita muslim bisa tampil stylist dan sporty namun tetap
memiliki batas kesopanan.
Sambil berbisnis busana muslim, Nutty sebetulnya
pernah bekerja di perusahaan milik dosennya. Namun melihat prosek bisnisnya
yang lebih menjanjikan, dia pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus
mengurus bisnisnya tersebut. Nutty juga menginginkan memiliki waktu yang lebih
fleksibel untuk bisa mengurus keluarga sekaligus membuka lapangan pekerjaan
bagi orang lain.
Keputusannya untuk terjun di bisnis busana
muslim menyeruak seiring pangsa pasar yang luas namun minim pesaing. Terlebih
lagi, Bandaung kala itu masih muncul wabah pakaian ala distro."Saya kan
suka desain, kemudian melihat ada peluang yang bagus, kenapa tidak
dimanfaatkan. Saya sebenarnya belum punya pengalaman berwirausaha, pokoknya nekat saja. Modal
awalnya saat itu pun masih kecil sekali, sekitar Rp 1 jutaan," jelas
wanita kelahiran 28 Juni 1982 ini.
Perjuangan Nutty untuk merintis usahnya
sebetulnya tak sepenuhnya mulus. Nutty sempat mengalami beberapa kali kegagalan
dalam membuat konsep busana. Setelah melalui beberapa kali percobaan membuat
konsep serta mencari referensi busana muslim di dunia maya, akhirnya Nutty pun
mulai menemukan konsep dasar yang menjadi acuan dalam setiap desain busana
karyanya.
Konsep, pattern dan siluet saya yang bikin.
Cuma di Polite ini kan kami juga menonjolkan unsur grafis, nah itu ada pegawai
tersendiri yang mendesign. Jadi Polite itu konsepnya sporty, maskulin, casual
dan grafis. Inspirasi mendesign dari browsing internet, kadang juga mendengar
kemauan konsumen seperti apa," tutur Nutty.
Target konsumen yang diincar oleh Polite
sendiri lebih kepada wanita aktif seperti remaja dan ibu muda, namun menurut
Nutty ternyata banyak juga ibu yang berusia lebih dari 40 tahun yang suka akan
desain-desain yang ditawarkannya.
Selain itu, Nutty juga baru saja mengeluarkan
jenis busana muslin terbarunya yaitu swimwear atau pakaian renang untuk
muslimah. "Baju renang ini kita buat agar membedakan dengan merk busana
muslim lain, selain itu konsep awal polite memang lebih sporty dan juga untuk
memperkuat citra sporty itu, makanya kita keluarkan baju renang," ujarnya.
Dalam menjual produknya, Polite memasang
harga mulai dari Rp 35.000 hingga Rp 400.000. Namun sayang, dia enggan
menjelaskan mengenai omset yang didapatnya dari bisnis busana muslimnya ini.
Selain memiliki 1 toko di kawasan Bandung,
pemasaran busana muslimnya ini dilakukan dengan pendistribusian ke beberapa
langganannya dan melalui penjualan online. Dalam pendistribusian produknya ini
pun, Nutty membagi menjadi dua sistem, yaitu distributor dan re-saler. Untuk
menjadi distributor, pembelian biasanya diatas Rp 15 juta, sedang re-saler
lebih kecil dari itu.
Distributor dan re-saler dari Polite sendiri
tersebar dibeberapa wilayah di Indonesia antara lain Jawa Barat, Jawa Timur,
Jawa Tengah dan kota-kota di luar Pulau Jawa seperti Makasar, Bontang, Soroako,
Makassar, Kendari, Banjarmasin, Riau, Lampung. Selain itu, produknya ini telah
dia distribusikan ke beberapa negara tetang seperti Malaysia, Singapura dan
Brunai Darussalam.
Penjualan terbanyak memang dari distributor
dan re-saler. Biasanya ke wilayah-wilayah yang suhunya panas karena kita kan
ada produk kaos untuk untuk wanita yang aktif dilapangan dan kita imbangi
dengan penjualan dressnya untuk wanita yang bekerja dalam ruangan," katanya.
Proses pembuatan busananya, Nutty telah
memiliki rumah produksi sendiri yang terletak di Jalan Buah Batu, Bandung. Dia
juga bekerjasama dengan beberapa vendor yang membantu dalam menjahit. Per
bulan, Polite mampu memproduksi sekitar 3.000 pakaian. Untuk active collection
sekitar 60-150 pakaian per hari, dan live collection 40 pakaian.
Guna tetap menjaga produknya diminati oleh
distributor atau konsumen, Nutty biasanya mengeluarkan sekitar 23 design baru
tiap bulan. Selain itu untuk memperkuat merknya tersebut Nutty juga
mengeluarkan produk-produk yang mendukung konsep dasarnya.
Meskin sudah hampir 10 tahun menjalankan
bisnisnya ini, Nutty terkadang masih menemui kendala seperti masalah mengelola
operasional dan perencanaan. Dia juga mengaku pernah mengalami kerugian karena
ditipu orang lain atau pernah salah dalam memprediksi design yang dia
kembangkan yang ternyata tidak diterima pasar. Namun hal-hal tersebut tidak
pernah membuatnya jera, dia terus menjalankan bisnisnya dan banyak belajar dari
pengalaman tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar