Minggu, 07 Oktober 2012

ARTEFAK

Musik tradisional adalah musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling memengaruhi diantaranya Seniman, musik itu sendiri dan masyarakat penikmatnya. Sedangkan maksudnya untuk memper-satukan persepsi antara pemikiran seniman dan masyarakat tentang usaha bersama dalam mengembangkan dan melestarikan seni musik tradisional. Menjadikan musik tradisional sebagai perbendaharaan seni di masyarakat sehingga musik tradisional lebih menyentuh pada sektor komersial umum. Kegiatan ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi peserta juga kepada masyarakat luas sehingga musik tradisional dapat berperan sebagai hiburan untuk menjalankan bisnis para pengusaha. Musik Tradisional juga adalah musik yang berkembang secara tradisional di kalangan suku-suku tertentu.

AKTIVITAS

Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek memengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu, interaksi memiliki makna yang berbeda.

IDE DAN GAGASAN

Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan. Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak boleh meneruskan ulangan. Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar. Norma sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu. Contoh-contoh norma kesopanan ialah: 1. Menghormati orang yang lebih tua. 2. Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan. 3. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong. 4. Tidak meludah di sembarang tempat. 5. tidak menyela pembicaraan. Norma kesopanan sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam bermasyarakat, karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja ada pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanki dari masyarakat, semisal cemoohan. kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama. Ada norma yang harus dipenuhi supaya diterima secara sosial. Sanksi bagi pelanggar norma kesopanan adalah tidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh masyarakat, yang berupa cemoohan, celaan, hinaan, atau dikucilkan dan diasingkan dari pergaulan serta di permalukan.

Hubungan Kebudayaan Terhadap Agama



       Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:
... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.

Pengaruh Budaya Barat Terhadap Budaya Nasional

Masuknya budaya asing tentu akan menghasilkan respon yang berbeda dari tiap masyarakat. Menurut Alfian (1985,36) ada tida pola corak reaksi terhadap pengaruh budaya asing (barat), yakni sebagai berikut : • Corak rekasi yang menurut kebudayaan barat. Corak reaksi ini menganggap kebudayaan Timur sendiri sudah tidak relevan lagi untuk menghadapi kondisi sekarang; hanya kebudayaan barat yang unggul dan mampu melahirkan manusia yang berkualitas. • Corak rekasi sama sekali anti kebudayaan barat. Corak ini menganggap kebudayaan Barat hanya melahirkan manusia yang kejam dan kebudayaanTimur lah yang unggul. • Corak reaksi yang berusaha melihat perbenturan budaya Barat dan Timur. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan melihat secara jujur keunggulan budaya barat dan kelemahan budaya timur, sekaligus mempertahankan relevansi nilai-nilai budaya barat dan timur. Dampak kebudayaan barat di Indonesia dicerminkan dalam wujud globalisasi dan modernisasi yang dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa kita. 1. Dampak Positif • Perubahan Tata Nilai dan Sikap. Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. • Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. • Tingkat Kehidupan yang lebih Baik. Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. 2. Dampak Negatif • Pola Hidup Konsumtif . Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada. • Sikap Individualistik. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial. • Gaya Hidup Kebarat-baratan. Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormatkepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain. • Kesenjangan Sosial. Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bisa merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.

Hubungan antara manusia masyarakat dan kebudayaan

Manusia sebagai mahluk individu yaitu manusia menpunyai sifat-sifat yang khas berlaku bagi dirinya sendiri, sehingga berbeda dg orang lain. Seperti : Hobby, Kepercayaan/keyakinan, dll Manusia sbg mahluk sosial yaitu ikut sertanya manusia didalam hubungan-hub sosial dalam membentuk kebudayaan masyarakat dan kesadaran akan adanya persamaan dan perbedaan dg orang lain. Masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan , dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan manusia. Masyarakat merupakan hubungan sosial. Dan masyarakat selalu berubah. Pengertian Masyarakat menurut Ralph Linton Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan berkerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan mengganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yg dirumuskan dengan jelas. Pengertian Masyarakat menurut SELO SOEMARDJAN Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan . Walaupun definisi dari para ahli/sarjana tersebut berlainan, tetapi pada dasarnya isinya sama. Pengertian Kebudayaan menurut E.B.Tylor : Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum ,adat-istiadat , kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia seagai anggota masyarakat. Menurut Melville J.Herskovits, ada 4 unsur pokok Kebudayaan : Alat-alat teknologi Sistem ekonomi Keluarga Kekuasaan politik UNSUR-UNSUR MASYARAKAT Manusia yg hidup bersama. Bercampur untuk waktu yg cukup lama .Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. a.Manusia yg hidup bersama. Didalam ilmu sosial tak ada ukuran yg mutlat atau angka yg pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yg harus ada. Akan tetapi secara teoritis, angka minimnya adalah dua orang yg hidup bersama. b . Bercampur untuk waktu yg cukup lama . Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati seperti kursi, meja dsb. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti ; mereka juga mempunyai keinginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan-perasaannya. Akibat hidup bersama maka timbullah sistem komunikasi dan peraturan2an yg mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. c . Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama . Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan lainnya. Istilah Masyarakat biasa dipakai pada ilmu Antropologi budaya Sosiologi Psikologi sosial. Sedangkan Istilah Rakyat dan Bangsa banyak dipakai pada ilmu : Ilmu Politik Ilmu Administrasi Ilmu Ekonomi Rakyat yaitu keseluruhan penduduk suatu daerah tanpa melihat pada cara bergaulnya atau cara hidupnya . Yang penting disini adalah faktor kehendak umum yang diekspresikan oleh seluruh penduduk setempat . Apabila dilihat dari sudut ilmu politik , istilah rakyat dipakai untuk membedakan rakyat dengan pemerintahannya , Pemerintah yg menguasai dan rakyat yang diperintah . Jadi istilah rakyat menunjuk pada : A.Sejumlah besar penduduk. B.Yang mempunyai kehendak umum bersama. C.Dihadapkan pada pemerintah yg mengatur dan memerintah kehendak tadi SIFAT DAN HAKEKAT MASYARAKAT Menurut Plato Hakekat masyarakat adalah merupakan refleksi dari manusia perorangan. Sifat masyarakat yaitu akan mengalami kegoncangan, sebagaimana manusia perorangan yg terganggu keseimbangan jiwanya yg terdiri tiga unsur yaitu : Nafsu, Semangat dan Intelegensia. Intelegensia merupakan unsur pengendali. Dengan menganalisa lembaga-lembaga dimasyarakat, maka Plato berhasil menunjukkan hubungan fungsionil antara-lembaga2 tersebut yg hakekatnya suatu kesatuan yg menyeluruh. Suatu unsur yg menyebabkan masyarakat berdinamika adalah sistem hukum yg identik dengan moral , yg didasarkan pada keadilan FUNGSI MASYARAKAT TERHADAP INDIVIDU Yaitu untuk mengembangkan cipta , rasa, karya dan karsa setiap individu. Karya masyarakat yaitu menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan / lebudayaan kebendaan yg dibutuhkan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar dapat diabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaedah-kaedah dan nilai-nilai kemasyarakatan yg perlu untuk mengatur masalah2 kemasyarakatan. Cipta yaitu kemampuan mental, kemampuan berpikir dari orang-orang yg hidup bermasyarakat. Semua karya, rasa dan cipta dikuasai oleh karsa(Niat) lanjutan Perkembangan Jiwa seseorang banyak ditentukan oleh pergaulannya dengan orang-orang lainnya. Sebagai contoh orang yg sejak kecilnya diasingkan dari pergaulan dg orang lain, mempunyai kelakuan-kelakuan yg mirip dg hewan. Tak dapat berbicara dan tak dapat berprilaku sebagai manusia biasa. Secara fisik mereka sebagai manusia, tetapi perkembangan jiwanya jauh terbelakang. Kingsley Davis , pernah meneliti anak usia 5 tahun namanya Anna yg selama hampir seluruh usianya disekap dalam sebuah kamar yg kecil diatas loteng di sebuah rumah petani Pennsylvania. Anak tsb menunjukkan sifat2 yg berlainan dg anak lain yg seusiannya, dia tak dapat jalan, tak dapat mendengar dg sempurna tak dapat makan seperti manusia lain, dsb TERASINGNYA SESEORANG DAPAT DISEBABKAN KARENA : Cacat pada salah satu inderanya. Contoh : Seseorang yg sejak kecil buta dan tuli biasanya mengasingkan diri dari kehidupan Umum. Pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan yg kemudian menimbulkan prasangka-prasangka. Contoh : Orang asing yg pertama ke jakarta, Pemeluk agama yg minoritas. dll Pada masyarakat berkasta , dimana gerak sosial vertikal hampir-hampir tidak terjadi. Pada suku bangsa yg tertutup atau terasing yg kurang mengadakan hubungan dg dunia luar., agak sulit mengadakan interaksi sosial. Contoh : suku kubu, badui dll

PENGERTIAN BUDAYA DAN PERADABAN

Budaya dan Unsur-unsurnya Secara sederhana, kebudayaan merupakan hasil cipta (serta akal budi) manusia untuk memperbaiki, mempermudah, serta meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya. Atau, kebudayaan adalah keseluruhan kemampuan (pikiran, kata, dan tindakan) manusia yang digunakan untuk memahami serta berinteraksi dengan lingkungan dan sesuai sikonnya. Kebudayaan berkembang sesuai atau karena adanya adaptasi dengan lingkungan hidup dan kehidupan serta sikon manusia berada. Kebudayaan dikenal karena adanya hasil-hasil atau unsur-unsurnya. Unsur-unsur kebudayaan terus menerus bertambah seiring dengan perkembangan hidup dan kehidupan. Manusia mengembangkan kebudayaan; kebudayaan berkembang karena manusia. Manusia disebut makhluk yang berbudaya, jika ia mampu hidup dalam atau sesuai budayanya. Sebagian makhluk berbudaya, bukan saja bermakna mempertahankan nilai-nilai budaya masa lalu atau warisan nenek moyangnya; melainkan termasuk mengembangkan (hasil-hasil) kebudayaan. Di samping kerangka besar kebudayaan, manusia pada komunitasnya, dalam interaksinya mempunyai norma, nilai, serta kebiasaan turun temurun yang disebut tradisi. Tradisi biasanya dipertahankan apa adanya; namun kadangkala mengalami sedikit modifikasi akibat pengaruh luar ke dalam komunitas yang menjalankan tradisi tersebut. Misalnya pengaruh agama-agama ke dalam komunitas budaya (dan tradisi) tertentu; banyak unsur-unsur kebudayaan (misalnya puisi-puisi, bahasa, nyanyian, tarian, seni lukis dan ukir) di isi formula keagamaan sehingga menghasilkan paduan atau sinkretis antara agama dan kebudayaan. Kebudayaan dan berbudaya, sesuai dengan pengertiannya, tidak pernah berubah; yang mengalami perubahan dan perkembangan adalah hasil-hasil atau unsur-unsur kebudayaan. Namun, ada kecenderungan dalam masyarakat yang memahami bahwa hasil-hasil dan unsur-unsur budaya dapat berdampak pada perubahan kebudayaan. Kecenderungan tersebut menghasilkan dikotomi hubungan antara iman-agama dan kebudayaan. Dikotomi tersebut memunculkan konfrontasi (bukan hubungan saling mengisi dan membangun) antara agama dan praktek budaya, karena dianggap sarat dengan spiritisme, dinamisme, animisme, dan totemnisme. Akibatnya, ada beberapa sikap hubungan antara Agama dan Kebudayaan, yaitu: 1. Sikap Radikal: Agama menentang Kebudayaan. Ini merupakan sikap radikal dan ekslusif, menekankan pertantangan antara Agama dan Kebudayaan. Menurut pandangan ini, semua sikon masyarakat berlawanan dengan keinginan dan kehendak Agama. Oleh sebab itu, manusia harus memilih Agama atau/dan Kebudayaan, karena seseorang tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Dengan demikian, semua praktek dalam unsur-unsur kebudayaan harus ditolak ketika menjadi umat beragama. 2. Sikap Akomodasi: Agama Milik Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan keselarasan antara Agama dan kebudayaan. 3. Sikap Perpaduan: Agama di atas Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan adanya suatu keterikatan antara Agama dan kebudayaan. Hidup dan kehidupan manusia harus terarah pada tujuan ilahi dan insani; manusia harus mempunyai dua tujuan sekaligus. 4. Sikap Pambaharuan: Agama Memperbaharui Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan bahwa Agama harus memperbaharui masyarakat dan segala sesuatu yang bertalian di dalamnya. Hal itu bukan bermakna memperbaiki dan membuat pengertian kebudayaan yang baru; melainkan memperbaharui hasil kebudayaan. Oleh sebab itu, jika umat beragama mau mempraktekkan unsur-unsur budaya, maka perlu memperbaikinya agar tidak bertantangan ajaran-ajaran Agama. Karena perkembangan dan kemajuan masyarakat, maka setiap saat muncul hasil-hasil kebudayaan yang baru. Oleh sebab itu, upaya pembaharuan kebudayaan harus terus menerus. Dalam arti, jika masyarakat lokal mendapat pengaruh hasil kebudayaan dari luar komunitas sosio-kulturalnya, maka mereka wajib melakukan pembaharuan agar dapat diterima, cocok, dan tepat ketika mengfungsikan atau menggunakannya. Karena adanya aneka ragam bentuk hubungan Agama dan Kebudayaan tersebut, maka solusi terbaik adalah perlu pertimbangan – pengambilan keputusan etis-teologis (sesuai ajaran agama). Dan untuk mencapai hal tersebut tidak mudah. Unsur-Unsur kebudayaan Beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut: 1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: • alat-alat teknologi • sistem ekonomi • keluarga • kekuasaan politik 2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya • organisasi ekonomi • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama) • organisasi kekuatan (politik). Peradaban Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial. Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah "budaya" yang populer dalam kalangan akademis. Dimana setiap manusia dapat berpartisipasi dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai "seni, adat istiadat, kebiasaan ... kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara hidup masyarakat".Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalah istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial dan beragam kegiatan ekonomi dan budaya. Dalam sebuah pemahaman lama tetapi masih sering dipergunakan adalah istilah "peradaban" dapat digunakan dalam cara sebagai normatif baik dalam konteks sosial di mana rumit dan budaya kota yang dianggap unggul lain "ganas" atau "biadab" budaya, konsep dari "peradaban" digunakan sebagai sinonim untuk "budaya (dan sering moral) Keunggulan dari kelompok tertentu." Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti "perbaikan pemikiran, tata krama, atau rasa". masyarakat yang mempraktikkan pertanian secara intensif; memiliki pembagian kerja; dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk kota-kota. "Peradaban" dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan IPTEK.